Baduy Dalam |
Bersahabat dan menyatu dengan alam. Itulah yang pertama kali terlintas dalam pikiran saat berkunjung ke Baduy Dalam, tempat dimana suku Baduy tinggal. Siapa suku Baduy Dalam? Dimana mereka tinggal? Suku Baduy sendiri dibagi menjadi dua, yaitu suku Baduy Luar dan suku Baduy Dalam. Mereka sama-sama tinggal di wilayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten, yang membedakannya adalah suku Baduy Luar sudah tidak lagi tinggal di pedalaman hutan layaknya saudara mereka suku Baduy Dalam.
Perjalanan kami menuju ke Baduy dimulai dari Bandung pada hampir dini hari menggunakan bus. Keesokan harinya kami tiba di Desa Ciboleger yang merupakan tempat tinggal suku Baduy Luar. Turun dari bus kami telah disambut oleh beberapa anggota suku Baduy Dalam yang telah siap mengantarkan kami menuju ke Baduy Dalam.
Perjalanan dari Desa Ciboleger menuju ke Baduy Dalam dilakukan dengan berjalan kaki melewati berbagi medan mulai dari melewati perkampungan Baduy Luar, jalan setapak yang berliku dan naik turun, perkebunan, sungai hingga masuk ke dalam hutan. Selama perjalanan, suku Baduy yang mengantarkan kami juga menerima jasa porter barang bagi siapa yang mungkin sudah tidak kuat lagi membawa barang bawaannya karena memang medan yang berat dan melelahkan tersebut.
Perjalanan Menuju Baduy Dalam |
Sekitar 4-5 jam akhirnya kami sampai di Baduy Dalam. Di tempat ini terbayarkanlah kelelahan kami dengan suasana alam yang asri, keramah-tamahan serta kearifan budaya mereka yang belum pernah kami temui sebelumnya. Dengan hanya menggunakan pakaian berwarna putih sederhana yang melambangkan kesucian, sudah bisa terlihat bahwa suku Baduy Dalam memiliki budaya yang bersih. Itu dibuktikan dengan tidak kami temukannya sampah yang berserakan sepanjang mata memandang ditambah lagi dengan kebiasaan mereka yang tidak beternak binatang, mereka percaya bahwa dengan beternak binatang sama saja dengan menyakiti binatang yang sama-sama merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang juga mempunyai hak untuk memiliki kebebasan. Sehingga suku Baduy Dalam dalam hal ini lebih memilih untuk bercocok tanam dibandingkan dengan beternak.
Sebagai tamu kami juga menghormati tuan rumah dimana di sana kami mengikuti aturan yang ada untuk tidak mendokumentasikan gambar menggunakan kamera di kawasan Baduy Dalam, membuang sampah sembarangan hingga berkata yang tidak sopan.
Hari berganti malam, di dalam rumah adat Suku Baduy kami masih saja berbincang-bincang dengan mereka membahas budaya mereka. Memang tidak ada habisnya jika hanya mempelajari budaya mereka dalam satu hari.
Berharap mengetahui lebih banyak lagi tentang suku Baduy Dalam ini namun waktu tidak memungkinkan, kami harus segera menuju ke Bandung lagi. Semoga bisa berkunjung ke Baduy Dalam lagi.
Rest Area Ciboleger |